Minggu, Oktober 13, 2013

Satu orang yang berubah

Ini tahun yang sulit buat seseorang. Berpura-pura menjalani harinya yang biasa, sedikit memaksa tidak menggabungkan permasalahan dengan perasaan pribadinya.

Orang ini “termakan” nasihatnya sendiri di awal tahun. Bilangnya ingin giat berusaha mengejar cita-citanya, tapi tidak pernah serius dan selalu berdalih tidak fokus dalam mengerjakannya. Sampai-sampai banyak pekerjaan yang tertunda.

Orang ini mengajak orang sekitarnya untuk menyayangi orangtua mereka masing-masing. Tapi sebenarnya dia sendiri yang akan membuat kedua orangtuanya khawatir karena tidak bisa menjaga kesehatannya.

Orang ini ingin benar-benar mengupayakan waktunya untuk orang yang dia cintai. Sekarang, dia mau mengupayakan waktunya untuk siapa?

Orang ini bermimpi bisa membuat perubahan besar di tahun yang baru. Dia ingin membuat orang lain terkagum karena suatu pencapaiannya di tahun ini. Tapi bukan mimpi yang tercapai atau perubahan baik yang terjadi.  Dia berubah menjadi orang yang bukan lagi dirinya sendiri. Ada yang bilang “Orang ini mencari kebahagiaannya tapi dengan cara yang bukan dia.”

Apa yang sekarang dilakukan orang ini? Mungkin dia mulai berusaha mengingat semua kebaikan orang terhadap dirinya. Karena permasalahan tidak akan bermasalah, bila perasaan dia tidak bermasalah.

Satu orang bisa berubah karena satu orang yang dia sayang.


Minggu, Juni 09, 2013

Catetan di akhir semester enam

Pendahuluan.

Pengen cepet-cepet kerja, biar capek tapi dibayar. Lha ini kuliah, udah capek malah bayar.

Gak ada reality show “bosan jadi mahasiswa”, ya?

Aku pengen pulang. Rindu sama rumah. Rindu masakan mama. Rindu sama teknologi yamaha.

Demi tuGASSSS!! *gebrak-gebrak meja perpustakaan.

“…” *gak ngomong apa-apa, tapi sambil megang tali jemuran di kamar kos.


Itu adalah beberapa keluhan gak wajar dan kecu (kelewat lucu) dari mahasiswa farmasi di kampus yang (amin, dua tahun lagi bakal) menjadi almamater gue. Semua calon farmasis itu harus akrab dulu sama padatnya praktikum, bejibun-nya laporan dan tugas, juga antrian jurnal.

Penelaahan pustaka.

Kita harus meng-ikhlas-kan sebagian waktu kita buat fokus kuliah, mempersiapkan diri sejak dini, supaya nantinya kita menjadi farmasis berkepribadian tangguh dan tahan banting karena sudah terbiasa selalu bekerja tenang dalam tekanan (kalo pak dekan baca, mesti seneng nih hahahihik). Salah satu bentuk keikhlasan kita yaitu keikhlasan tidur malem. Yang semester 1 matanya cantik kaya Anissa chibi, tapi makin kesini jadi mirip kungfu panda. 

Ya, doa malem dan doa pagi kita bisa digabungin jadi satu (Gani, 2010).

Hipotesis.

Bahagia itu sederhana.
Pembahasan.

Saya selalu berusaha menjadi maba, mahasiswa baru bahagia, dengan menyelipkan kesenangan di tengah-tengah kesibukan hidup sebagai mahasiswa. Tapi hati-hati, jangan sampai terlena pada kesenangan atau hanya terjebak dalam kesibukan akibat rutinitas pekerjaan sehari-hari. Intinya, bagaimana cara menjaga keseimbangan antara kesenangan dan kesibukan. Hidup gak bisa untuk bersenang-senang saja, namun perlu adanya kemauan pribadi mencari kesibukan untuk pengembangan diri sendiri. 

Rasanya semester ini gak sebahagia kaya dulu, rasanya kaya bukan diri sendiri yang ngejalaninnya. Banyak kesalahan yang terlalu dipikirin. Banyak pikiran yang dicampurin sama emosi. Kadang jadi ragu sama motto hidup yang pernah gue bilang di twitter : Bahagia itu sederhana. But, life must be lived, we don't now what will happen 5 minutes later.

Lampiran.

Contoh keisengan yang menjadi kesenangan, selingan pas meratapi jurnal Pomegranate. Ini pas minggu pentakosta pertengahan bulan Mei, untungnya sempat diabadikan huakakak.

Bukan rasul, soalnya sipit dan gak lancar bahasa cina roh

Sering gue pake sambil ngerjain tugas depan laptop. Tapi sekarang udah rusak, gara-gara ketiduran lupa dilepas.

Kesimpulan.

Bahagia itu (masih) sederhana.

Senin, April 01, 2013

Paskah : Perayaan Kemenangan

Derek Redmond adalah pelari pemegang rekor 400 meter dari Inggris. Pada olimpiade musim panas di Barcelona 1992, ia mulai berlari namun larinya terhenti pada 150 meter. Derek jatuh karena cedera hamstring. Derek terisak-isak. Ia terkapar di arena lari. Ia bangkit. Ia berlari, sambil terpincang-pincang menahan rasa sakit. Beberapa official mendekatinya dan menyuruhnya berhenti, namun ia tak menggrubisnya. Ia terus berlari.

Tiba-tiba dari kerumunan penonton, seseorang berlari mendekatinya. Setelah berhasil menerobos penjagaan pihak keamanan stadion, ia merangkul Derek. Ia mengatakan, "Nak, sebaiknya kamu berhenti. Tidak mungkin kamu bisa menang." Derek menjawab, "Tidak, aku harus berlari sampai finish." Orang itu berkata lagi, "Baiklah, mari kita berlari bersama. Ulurkan tanganmu di pundakku." Demikianlah mereka berdua berlari sepanjang lintasan, sampai garis finish. Derek kalah dari lomba, namun ia menang melawan rasa sakitnya. Pria yang mendukungnya dengan sepenuh hati adalah ayahandanya, Jim Redmond.

Saudaraku yang terkasih, kemenangan itu tidak selalu harus menjadi nomor satu, kemenangan juga bukan hanya melulu soal kejayaan, jabatan, dan kedudukan. Kemenangan Yesus bukan hanya sekedar kemenangan terhadap maut, tapi Ia juga menang mengatasi rasa takut-Nya saat Ia berdoa di Taman Getsemani. Ia menang melawan godaan Iblis dan dengan berani tetap setia menjalankan panggilan-Nya sebagai Putra Allah sampai mati di kayu salib demi menanggung dosa seluruh umat manusia.

Kemenangan kita juga hendaknya meneladan kemenangan Yesus. Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Saat kita menang mengatasi rasa takut kita, menang terhadap rasa malas, rasa khawatir, pikiran-pikiran negatif itu adalah kemenangan sejati kita. Garis finish kita adalah kematian. Saat kita berjuang meraih kemenangan di dunia, Bapa kita yang melihatnya yang tersembunyi, terus mendukung dan menggendong kita. Dengan dukungan-Nya lah kita menjadi semakin dikuatkan. Semoga Paskah ini, memberikan keberanian bagi kita untuk berhasil meraih kemenangan. 


Selamat Paskah. Semoga Tuhan memberikan berkat Paskah yang berlimpah bagi Anda dan keluarga.

Disadur dari : Renungan SPBU (Santo Paulus Berita Utama) - Minggu Paskah 31 Maret 2013

Minggu, Maret 10, 2013

6 Februari 2013

Untuk pertama kalinya gue mengalami kecelakaan motor di Jogja. Dan kronologisnya demikian : 

Hari ini gue masih libur kuliah dan janji mau nemenin si pacar ngurus paspor di kantor imigrasi Bandara Adisujtipto Yogyakarta. Karena  males ngantri, jadi kita kesana agak pagian aja. Oke, jam 8 gue bilang sampe di rumahnya. 

Cuaca pagi ini cerah, mood juga lagi bagus, dan gue berangkat lewat jalan biasa. Sampai di daerah UKDW, gue yang lagi kencengan bawa motor kaget gara-gara mobil sedan di depan melambat mendadak. Belom sempet “koprol sambil bilang WOW”, gue melancarkan dua rem sekaligus (rem ketiga, alias rem-kaki-kiri-menyentuh-tanah gagal dioperasikan). Alhasil roda belakang malah selip, motor goyang, dan gue resmi jatuh ke tanah dengan posisi badan bagian kanan duluan. 

Kejadian ini mirip seperti di pelem The Last Samurai, dimana si Tom Cruise jatuh ke kanan juga setelah kudanya ditebas sama musuhnya. Bedanya, gue jatuh dengan muka yang lebih ganteng karena tertutup helm semi-full face. 

Jadinya, gue dibawa ke Bethesda untuk di-rontgen, karena pandangan pertama gue pada sikut tangan kanan menyimpulkan kalo itu “sengkleh” atau geser. Dalam hati gue mengeluh pada Tuhan, “Mengapa setelah otak, giliran sikut ini yang harus bergeser ya Tuhan?” 

Dan gak lama kabar baik datang dari hasil rontgen : posisi tulang masih pada tempatnya dan persendian baik-baik saja. Sementara gue mesti di perban elastis dan mengobati lecet-lecet yang cukup parah karena kecerobohan sendiri. Biar nanti bekas lukanya menjadi "intisari" yang terus diingat setiap saya melihatnya.

Setelah beres semua di UGD, gue dianter sama keluarga Tante Roes ke rumah Susan untuk istirahat di sana dulu. Sementara barang bukti berupa motor Supra menginap di tempat Susan untuk beberapa hari. Disini gue baru ngabarin keluarga di Bandung. Abang gue si Leo yang pertama nelpon

“Han, katanya kamu kecelakaan?”

“Iya Le, tadi pagi 
 
“Terus motor gimana?” 
*trus ada hening yang agak panjang, setelah menata nafas gue lanjut cerita soal MOTOR. 
“Pokoknya kamu servis semuanya, stang motor, cek pirodo rem juga. Kamunya gak apa-apa?”
 
TUT TUT TUUUTTT 

Untungnya ini adalah kecelakaan tunggal, karena cuma gue sendiri yang jatuh dan gak boncengin siapa siapa. Untung beliung kedua, gue jatuh DEKET banget sama RS Bethesda dan kebetulan bawa kartu berobat (dalam bahasa penyair : Jatuh di tempat dan moment yang tepat). Untung yang terakhir, saya tidak mendapatkan luka serius tapi saya mendapatkan pelajaran baik hari ini :) 

Makasih Susan, maap ya padahal kamu udah dandan cantik buat foto paspor. Kalo boleh sih, saya bluetooth aja foto ini ke petugas imigrasi-nya.

(Si pacar, foto diambil di hari tersebut)

“Kalo ga bisa jaga badan sendiri, gimana mau ngejaga badan orang yang saya sayang.”

Jumat, Januari 11, 2013

Selamat Tahun Baru 2013

Moment Tahun Baru selalu menjadi kesempatan untuk “memulai” hal baru. Meski yang kamu cita-citakan tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin, kan?

Tidak ada pencapaian yang mudah. Bila mudah, berarti semua orang bisa melakukannya. Lakukan yang bisa dilakukan oleh sedikit orang atau yang orang lain tidak bisa lakukan. Be outside the box, be yourself!

Usahakan dengan giat apa yang kamu cita-citakan. Jangan takut untuk gagal. Karena kegagalan pasti ada dan dipikirkan hanya pada saat itu saja. Jangan menjadi beban di awal, nikmati kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di setiap harinya.

Terkadang kita perlu menjadi “bodoh” dalam beberapa hal. Selalu belajar untuk mengembangkan diri menjadi manusia yang lebih baik.

Bertambah tahun bertambah tua pula hari-harimu di dunia. Sayangi orangtuamu, cukup dengan tidak membuat mereka khawatir akan kesehatanmu.

Mulailah mencari seseorang yang nyaman untuk mendengarkan ceritamu. Walaupun belum tentu menyelesaikan masalah, setidaknya dapat lebih meringankan beban pikiranmu.

Bila kamu benar-benar mencintai seseorang, berarti kamu benar-benar mengupayakan waktumu lebih banyak untuk dia.

Sampai ada orang yang kagum dan bilang, “Kamu udah banyak berubah”, artinya kamu sudah menjadi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Kata teman saya, Tuhan itu adil. Ya, kamu akan menghadapi permasalahan yang biasa dihadapi oleh orang-orang seusiamu. 


Selamat menyongsong Tahun Baru, jalani dengan penuh keoptimisan!