Minggu, Juni 09, 2013

Catetan di akhir semester enam

Pendahuluan.

Pengen cepet-cepet kerja, biar capek tapi dibayar. Lha ini kuliah, udah capek malah bayar.

Gak ada reality show “bosan jadi mahasiswa”, ya?

Aku pengen pulang. Rindu sama rumah. Rindu masakan mama. Rindu sama teknologi yamaha.

Demi tuGASSSS!! *gebrak-gebrak meja perpustakaan.

“…” *gak ngomong apa-apa, tapi sambil megang tali jemuran di kamar kos.


Itu adalah beberapa keluhan gak wajar dan kecu (kelewat lucu) dari mahasiswa farmasi di kampus yang (amin, dua tahun lagi bakal) menjadi almamater gue. Semua calon farmasis itu harus akrab dulu sama padatnya praktikum, bejibun-nya laporan dan tugas, juga antrian jurnal.

Penelaahan pustaka.

Kita harus meng-ikhlas-kan sebagian waktu kita buat fokus kuliah, mempersiapkan diri sejak dini, supaya nantinya kita menjadi farmasis berkepribadian tangguh dan tahan banting karena sudah terbiasa selalu bekerja tenang dalam tekanan (kalo pak dekan baca, mesti seneng nih hahahihik). Salah satu bentuk keikhlasan kita yaitu keikhlasan tidur malem. Yang semester 1 matanya cantik kaya Anissa chibi, tapi makin kesini jadi mirip kungfu panda. 

Ya, doa malem dan doa pagi kita bisa digabungin jadi satu (Gani, 2010).

Hipotesis.

Bahagia itu sederhana.
Pembahasan.

Saya selalu berusaha menjadi maba, mahasiswa baru bahagia, dengan menyelipkan kesenangan di tengah-tengah kesibukan hidup sebagai mahasiswa. Tapi hati-hati, jangan sampai terlena pada kesenangan atau hanya terjebak dalam kesibukan akibat rutinitas pekerjaan sehari-hari. Intinya, bagaimana cara menjaga keseimbangan antara kesenangan dan kesibukan. Hidup gak bisa untuk bersenang-senang saja, namun perlu adanya kemauan pribadi mencari kesibukan untuk pengembangan diri sendiri. 

Rasanya semester ini gak sebahagia kaya dulu, rasanya kaya bukan diri sendiri yang ngejalaninnya. Banyak kesalahan yang terlalu dipikirin. Banyak pikiran yang dicampurin sama emosi. Kadang jadi ragu sama motto hidup yang pernah gue bilang di twitter : Bahagia itu sederhana. But, life must be lived, we don't now what will happen 5 minutes later.

Lampiran.

Contoh keisengan yang menjadi kesenangan, selingan pas meratapi jurnal Pomegranate. Ini pas minggu pentakosta pertengahan bulan Mei, untungnya sempat diabadikan huakakak.

Bukan rasul, soalnya sipit dan gak lancar bahasa cina roh

Sering gue pake sambil ngerjain tugas depan laptop. Tapi sekarang udah rusak, gara-gara ketiduran lupa dilepas.

Kesimpulan.

Bahagia itu (masih) sederhana.