Selasa, Maret 04, 2014

Berjuang dengan Bahagia.

#latarbelakang : FAQ (Frequently Asked Question), “Skripsinya udah sampai mana?”

Temen gue bilang bahwa skripsi itu proses “pendewasaan” manusia. Gak salah, tapi menurut gue ada yang lebih dari itu. Skripsi bukan sekedar memperoleh gelar pendidikan S1, tapi mengajarkan bagaimana gue harus setia dalam suatu proses.

Perjuangan ini gue mulai di awal tahun 2013, dimana saat itu dunia belom mengenal istilah cabe-cabean. Setelah gue memutuskan “formulasi” sebagai topik besar skripsi, gue mencoba untuk menghubungi salah satu dosen yang sudah gue dambakan sejak semester 5 dengan maksud untuk menjadi dosen pembimbing.  Ternyata beliau sudah tidak bisa membimbing mahasiswa lagi karena kuotanya sudah penuh.  Gak bisa terlalu disalahkan juga sih karena emang gue orangnya leletan kalo ngurusin hal-hal sepele begituan.

Singkat cerita, gue jadi kepisah juga sama temen-temen sepergaulan karena skripsi. Mereka yang gue banggakan selama ini, karena kita selalu bersama dan mengerjakan banyak hal dengan semangat tinggi meski susah bagi kita untuk serius. Mungkin jalan baiknya, ya harus kepisah dulu beberapa waktu. Terlalu kompak juga belum tentu baik. Takutnya kalo bareng-bareng terus, yang jadi bukannya skripsi malah boyband lokal.

Sampai sekarang (meskipun masih jauh dari kelar), gue sangat bersyukur atas semua proses yang sudah berlangsung. Bersyukur untuk dukungan dan motivasi dari teman sekelompok, teman satu angkatan, dan dosen pendamping beserta revisian naskah dari-nya. Gue masih harus setia dalam proses ini. Sepuluh tahun lagi, gue yakin bakal hidup baik-baik aja tanpa mengerti mendalam tentang formula pasta gigi. Tapi proses ini sayang untuk dilewatkan. Lo bisa nikah dua-tiga kali dalam hidup lo, tapi skripsi cuma sekali seumur hidup lo.

Dan gak usah deh galau skripsi di Facebook atau Twitter, percuma. Kesannya lo cuma pengen dimengerti dan lo juga sadar itu gak bakal membantu. Mending tweet/post kegaulaun itu dalam doa setiap pagi/malam. Lagipula, menurut gue, galau skripsi di media sosial sudah terlalu mainstream keles. Tweet less and do more, nah itu baru antimainstream :)

Buat pembaca, ato mungkin temen gue sendiri yang baca ini, tetap semangat ya! Selalu setia bersama prosesnya, bukan sama skripsinya (dikhawatirkan kalo terlalu setia akan disuruh ganti judul). “Percayalah segala jerih payah yang telah dilakukan tidak akan pernah sia-sia”, temenku Ega bilang begitu.

Tidak ada komentar: